Pernahkah Anda merasa seperti seorang penipu di tempat kerja, meskipun Anda memiliki kualifikasi dan telah mencapai banyak hal? Pernahkah Anda khawatir bahwa suatu saat semua orang akan menyadari bahwa Anda sebenarnya “tidak kompeten”? Jika ya, Anda mungkin mengalami ‘imposter syndrome’ atau sindrom penipu. Perasaan ragu-ragu terhadap kemampuan diri sendiri ini sangat umum dialami oleh para profesional, terutama mereka yang berprestasi tinggi.
Apa Itu ‘Imposter Syndrome’? Imposter syndrome adalah sebuah pola psikologis di mana seseorang meragukan pencapaian mereka dan memiliki ketakutan internal yang terus-menerus untuk diekspos sebagai seorang “penipu”. Penderitanya seringkali mengaitkan kesuksesan mereka dengan keberuntungan atau faktor eksternal, bukan karena kemampuan atau usaha mereka sendiri. Perasaan ini dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan menghambat kemajuan karier.
Kenali Pikiran-Pikiran Khas Sindrom Penipu Pikiran-pikiran yang sering muncul antara lain: “Saya hanya beruntung,” “Ini semua karena bantuan orang lain, bukan kemampuan saya,” atau “Saya tidak pantas berada di sini.” Orang dengan sindrom ini juga cenderung menjadi seorang perfeksionis yang ekstrem, karena mereka merasa harus bekerja dua kali lebih keras untuk menutupi “kekurangan” yang mereka rasakan.
Strategi Praktis untuk Mengatasinya Mengatasi imposter syndrome adalah sebuah proses. Mulailah dengan mengakui dan memvalidasi perasaan Anda. Sadari bahwa ini adalah pengalaman yang sangat umum. Buatlah daftar konkret dari semua pencapaian dan keberhasilan Anda untuk melawan narasi negatif di kepala Anda. Bicarakan perasaan Anda dengan mentor atau rekan kerja yang Anda percaya. Dan yang terpenting, berhentilah membandingkan diri Anda dengan “panggung” kesuksesan orang lain di media sosial.
Intisari:
- Definisi: ‘Imposter syndrome’ adalah keraguan internal yang persisten terhadap kemampuan diri sendiri dan ketakutan dianggap sebagai “penipu”.
- Penyebab Utama: Penderitanya cenderung mengaitkan kesuksesan dengan keberuntungan, bukan kemampuan diri.
- Dampak Negatif: Dapat menyebabkan kecemasan, perfeksionisme berlebihan, dan menghambat potensi karier.
- Cara Mengatasi: Akui perasaan Anda, catat pencapaian Anda secara objektif, dan bicarakan dengan orang yang Anda percaya.
